Selasa, 27 Januari 2009

Vitamin E Atasi Nyeri Haid

Nyeri haid tentu mengganggu. Pemakaian vitamin E ternyata bisa mengurangi nyeri akibat kram menstruasi. Sebuah studi menyebutkan bahwa hormon berkadar tinggi bernama prostaglandin mempengaruhi dismenore atau nyeri haid.Vitamin E, menurut dr S. Ziaei dari Tarbiat Modarres University, Iran, bisa membantu pengeblokkan formasi prostaglandin, kemudian diputuskan untuk memakai vitamin pada terapi dismenore.

Penelitian ini melibatkan 100 pelajar sekolah menengah berusia 16-18 tahun yang mengalami nyeri haid ringan, sedang atau berat. Separo dari pelajar tadi minum 5 tablet vitamin E setiap hari, dua hari sebelum dan tiga hari setelah mens mulai.Separo lainnya, sebagai kelompok pembanding, minum lima pil plasebo. Setelah diikuti selama dua bulan, kedua kelompok tadi melaporkan bahwa mereka mengalami nyeri haid lebih ringan dibandingkan saat studi dimulai.

Pelajar yang terdapat pada kelompok vitamin E, melaporkan nyeri lebih ringan dibandingkan kelompok pembanding.Dr Roger Smith dari university of Missouri-kansas City, Truman Medical Center, menyatakan bila diberi angka, perbedaan dari kedua kelompok tadi kurang dari satu poin. "Sepertinya, vitamin E tak berperan besar, namun mungkin juga bisa memberikan manfaat pada nyeri bulanan,"katanya. (HealthDay/rit)

Source: www.kapanlagi.com


Senin, 26 Januari 2009

Tanda-tanda Diabetes

Tanda-tanda Diabetesi: 3PJakarta,07 Aug 2007Ciri-ciri pengidap diabetes adalah poli ari (suka kecing), poli debsi (haus), dan poli pagi (banyak makan).Makanan yang enak dan lezat menjadi dambaan setiap orang. Namun, tidak semua yang enak dan lezat bermanfaat bagi tubuh.

''Berbagai jenis penyakit yang siap menggerogoti tubuh kita kebanyakan berasal dari makanan. Istilahnya, makanan merupakan sumber dari segala penyakit,'' kata dr Ari Fahrial Syam SpPD, K-GEH MMB, dokter spesialis penyakit dalam dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, kepada Republika. ''Karena itu, kita yang harus memilah-milahnya dengan baik dan benar.''Salah satu jenis penyakit yang bersumber dari makanan, kata Ari, adalah penyakit diabetes. ''Mengonsumsi terlalu banyak lemak dan jeroan dapat meningkatkan kolesterol, atau gula darah,'' jelas dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini.

Ia menegaskan, penyakit diabetes disebabkan gula darah yang tinggi dan melebihi batas normal sewaktu. Ciri-ciri pengidap diabetes -- disebut diabetesi -- adalah orang tersebut biasanya melakukan 3P. Yaitu poli ari (suka kecing), poli debsi (haus), dan poli pagi (banyak makan).Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA), Prof Dr Sidartawan Soegondo SpPD KEMD FACE, mengatakan, jumlah diabetesi di dunia, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mencapai angka 120 juta - 140 juta orang. Dari jumlah itu, lebih dari tiga juta orang meninggal dunia akibat komplikasi diabetes setiap tahun.

Diperkirakan, pada 2025 mendatang, jumlah penderita diabetes mencapai 300 juta orang.Di Indonesia, menurut data WHO, jumlah diabetesi mencapai 13 juta orang. Jumlah ini diyakini akan terus meningkat hingga mencapai 25 juta orang pada 2025. Diabetes merupakan penyebab kematian terbanyak kelima setelah infeksi, jantung, kanker, dan kecelakaan. ''Hampir setiap 10 detik satu orang yang meninggal dunia,'' jelas Prof Sidartawan dalam media seminar dan ekspose tentang Diabetes di Jakarta, beberapa waktu lalu. Genetik dan alamiAri memaparkan dua penyebab terjadinya diabetes.

Pertama, faktor keturunan (genetik). Apabila dalam sebuah keluarga terdapat penderita diabetes, ada kemungkinan keturunannya juga akan menderita penyakit tersebut. Kedua, faktor alami yang disebut sindrom metabolik, yakni penderita obesitas (kegemukan). Faktor kedua lebih disebabkan oleh toleransi kadar gula darah yang terganggu (berlebih) akibat konsumsi jenis makanan yang manis dan berlebih.

Merujuk pada WHO, Ari menyebutkan, ada tiga jenis diabetes yaitu tipe 1, tipe 2, dan diabetes yang terjadi selama kehamilan (gestasional).Pada penderita diabetes tipe 1, pengobatan dilakukan dengan penyuntikan insulin. Sedangkan diabetes tipe 2 diatasi dengan pengaturan pola makan yang sehat dan teratur, melakukan aktivitas fisik (olahraga), pengobatan oral, dan hanya membutuhkan insulin bila obatnya tidak efektif. Sedangkan diabetes pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan.

Pada pengidap diabetes tipe 2, kadar gula dalam darah semula normal namun meningkat dengan adanya berbagai faktor risiko, seperti kegemukan, kurang beraktivitas, atau terjadinya disfungsi pada pankreas dan resistensi insulin. Kondisi ini bersifat progresif sehingga ketika orang sudah mengidap diabetes, maka kenaikan gula darah cenderung tidak mudah diturunkan.Jika kondisi ini sudah berlanjut, pola makan harus diatur. Dokter yang sehari-hari juga berpraktik di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat ini menegaskan agar penderita diabetes tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan yang manis-manis dan melebih kadar gula atau kalori yang dibutuhkan.

Selain itu, perlu juga melakukan olahraga secara teratur yang disesuaikan dengan usia, berat badan dan kondisi tubuh penderita. ''Tujuannya agar kadar gula darah bisa turun,'' ujarnya.Bagaimana jika kadar gula darah tetap tinggi? ''Bisa diberikan terapi insulin untuk menekan kadar gula darah menjadi normal,'' ujar Ari. Disebut normal bila kadar gula darah sebelum makan 90-130 mg/dl dan gula darah dua jam setelah makan kurang dari 180 mg/dl.Terapi insulin, lanjutnya, dibutuhkan jika perubahan gaya hidup (termasuk diet dan olahraga) dan konsumsi obat antidiabetes oral gagal mengendalikan glukosa darah secara memadai.

Kenali DiabetesDiabetes bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang batas usia. Namun, faktor utamanya adalah orang yang suka makan banyak dan manis-manis. Demikian dikatakan dr Ari Fahrial Syam SpPD K-GEH MMB, dokter spesialis penyakit dalam dari RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat.Lalu bagaimana mengenali penyakit diabetes ini? Dr Ari menyarankan agar dilakukan deteksi secara dini. ''Pengecekan kadar gula darah hanya bisa dilakukan di laboratorium. Karena itu, ada baiknya sekali dalam setahun untuk melakukan kontrol, atau lima tahunan,'' jelasnya.

Tujuannya pengecekan ini agar kadar gula darah terkontrol dan tetap berada pada batas normal. ''Sebab, banyak orang yang kelihatannya sehat, namun begitu di tes kadar gula darahnya, ternyata yang bersangkutan menderita diabetes,'' ujar dr Ari.Lalu, apakah kalau kencing seseorang disemuti, itu pertanda orang itu menderita kencing manis (diabetes)? Dr Ari menegaskan, apabila kondisinya sudah demikian, orang tersebut sudah menderita penyakit diabetes mellitus. ''Pengecekan dengan cara ini sebenarnya sudah terlambat, karena tipe-nya sudah cukup parah,'' jelasnya. ''Mereka yang suka makan, suka minum (gampang haus) dan suka buang air kecil atau 3P, memiliki tanda menderita diabetes.''

Vitamin D Cegah Diabetes

SEBUAH temuan baru mengungkapkan konsumsi vitamin D dalam jumlah banyak entah itu dari suplemen atau paparan sinar matahari ternyata menurunkan risiko menderita diabetes tipe 1 pada anak-anak.Para ilmuwan di Universitas California, San Diego menganalisa rata-rata insiden tipe 1 diabetes dan menemukan populasi yang hidup di dekat equator--sehingga paparan sinar matahari dapat diterima dengan cukup banyak--terhindar dari penyakit dibanding yang tinggal di wilayah yang jauh dari equator.

Paparan sinar matahari khususnya yang mengandung ultraviolet B (UVB) merupakan sumber vitamin D."Ini merupakan penelitian kami yang pertama yang menunjukkan bahwa kadar serum vitamin D yang lebih tinggi terkait dengan menurunnya insiden tipe 1 diabetes," jelsa Dr. Cedric f Garland PhD dari Moores Cancer Center di Universitas of California, San Diego."Riset ini menunjukkan bahwa tipe diabetes 1 pada anak sebenarnya dapat dicegah dengan konsumsi vitamin D3 (1000 IU per hari), atau berjemur di bawah paparan sinar matahari 5 hingga 10 menit di pagi hari di saat cuaca bagus," jelas Garland."Bayi-bayi di bawah usia setahun sebaiknya tidak diberi suplementasi lebih dari 400 IU per hari tanpa konsultasi dengan dokter.

Topi dan kacamata perlu diberikan pada anak-anak di usia ini apalagi bila si kecil cukup sensitif dengan sinar mentari," ucap Garland.Garland dan kolega yang mempublikasikan penelitiannya dalam Jurnal Diabetologia menyatakan agar pejabat layanan kesehatan masyarakat segera melakukan tindakan untuk meningkatkan konsumsi vitamin D di antara anak-anak di seluruh Amerika Serikat. "Penelitian ini menunjukkan bahwa diabetes tipe 1 dapat dicegah.

Dengan mencegahnya kita dapat mengurangi konsekuensi yang lebih jauh lagi," kata Garland.Diabetes tipe 1 kerapkali diderita anak setelah asma. Sekitar 1,5 juta penduduk Amerika mengidapnya dan 15000 kasus baru muncul setiap tahun. Penyakit ini merupakan penyebab utama kebutaan pada anak muda dan orang dewasa
muda juga menjadi penyebab gagal ginjal.

Sabtu, 17 Januari 2009

Apotek Kimia Farma 125 Singaraja

Satu satunya Apotek Terlengkap di singaraja,silahkan call (0362) 29339,kami siap antar pesanan obat anda, dan terima Faxsimile