Sabtu, 21 Maret 2009

Bahaya Mengorek Telinga!

Telinga berfungsi sebagai alat pendengaran dan keseimbangan. Agar kedua fungsi tersebut berjalan, telinga harus dijaga. Sayang, banyak orang yang kadung salah dalam hal menjaga kebersihan telinga. Misalnya, mengorek telinga.

Telinga terdiri dari telinga luar, tengah dan dalam. Ketiga bagian ini bekerjasama menangkap gelombang suara dan menjadikannya bunyi yang nyata. Awalnya, gelombang suara diterima oleh telinga luar. Telinga luar sendiri terdiri dari daun dan liang telinga. “Daun telinga menampung suara, yang kemudian disalurkan ke liang telinga,” jelas dr. Darnila Rani, Sp.THT dari RSCM.

Dari liang telinga, suara kemudian masuk ke telinga tengah melalui gendang telinga. Di belakang gendang telinga, terdapat tulang pendengaran yang bentuknya menyerupai rantai. Tulang-tulang ini saling berhubungan pada sendi dan berfungsi mengantarkan gelombang suara hingga menggetarkan gendang dan sampai ke telinga dalam.

Di telinga dalam terdapat alat penerima yang disebut rumah siput. Di dalam rumah siput terdapat ujung-ujung saraf, cairan, dan organ yang mengambang. Gelombang suara yang diantarkan gendang dan tulang telinga akan menggetarkan cairan dalam rumah siput, sehingga membuat organ yang mengambang bergerak dan menyentuh ujung-ujung saraf pendengaran. Proses yang tadinya menggunakan tenaga mekanik kemudian diubah menjadi tenaga listrik, dan disampaikan ke otak sehingga kita mendengar suara.

Sementara sebagai alat keseimbangan, prosesnya lebih kompleks. Proses terjadi di telinga dalam. Telinga bekerjasama dengan organ lain seperti mata, sendi-sendi, otak dan lainnya. Jika ada dua organ yang tidak berfungsi, maka keseimbangan kita pun akan hilang.

BAHAYA MENGOREK

Bentuk telinga dirancang untuk mengantisipasi masuknya kotoran. Liang telinga yang bersudut membuat kotoran, seperti debu atau serangga, sulit menembus bagian yang lebih dalam. Tugas menghalau kotoran juga dilakukan kelenjar rambut yang terdapat di bagian depan setelah liang telinga. Di sini juga diproduksi getah telinga yang bernama serumen. Kita lebih mengenalnya sebagai tai telinga atau getah. Tai telinga inilah yang akan menangkap kotoran dan dengan sendirinya membersihkannya.

Orang sering salah kaprah menyangka tai telinga sebagai kotoran. Padahal, fungsinya sangat penting untuk membersihkan kotoran yang masuk. Secara alamaiah, kotoran yang masuk akan kering dan keluar sendiri. "Tai telinga tidak usah dibuang, kecuali jika menggumpal dan menyumbat liang telinga sehingga menghalangi masuknya gelombang suara ke telinga dalam," tegas Darnila. Lagipula, tak banyak kasus orang yang mengalami penggumpalan getah ini.

Dalam kadar normal, tai telinga hanya menutupi permukaan dinding telinga. Jika dibersihkan, getah akan diproduksi lagi. Maka, telinga sebaiknya tidak dibersihkan dengan cara dikorek. Cukup bersihkan bagian luar saja, yaitu daun dan muara liang telinga. "Bagian lebih dalam dari itu, seumur hidup pun tak perlu dibersihkan," tegas Darnila.

Salah satu yang sering dilakukan orang adalah mengorek telinga. Tak banyak yang tahu, mengorek telinga justru akan mengakibatkan terdorongnya getah telinga ke bagian yang lebih dalam yang bukan tempatnya. Jika getah ini dibersihkan, maka getah akan diproduksi lagi. Jika pengorekan dilakukan terus-menerus, getah yang terdorong akan menumpuk dan menyumbat, sehingga pendengaran pun menurun karena gelombang suara tak bisa disalurkan dengan baik.

Mengorek telinga juga bisa mengakibatkan perbenturan sebab telinga kita bentuknya bersudut. Perbenturan ini akan mengakibatkan pembengkakan atau perdarahan. Pengorekan yang terlalu keras atau dalam juga bisa mengakibatkan trauma, ditambah dinding telinga kita mudah berdarah.

Masih ada lagi, mengorek telinga juga bisa bikin kolaps. Anda mungkin pernah mengalami batuk-batuk saat mengorek kuping. Nah, hal ini disebabkan adanya refleks saraf pagus yang terdapat di dinding telinga. Saraf pagus membentang ke tenggorokan, dada sampai perut. Batuk-batuk adalah refleks yang ringan. Refleks yang berat dan berbahaya bisa mengakibatkan kolaps.

MUKA TAK SIMETRIS

Mengorek telinga juga bisa menyebabkan infeksi. “Infeksi yang berat dan berada di tempat yang sensitif bisa menyebabkan kualitas pendengaran menurun, bahkan membuat muka jadi mencong (tak simetris),” ujar Darnila.

Salah satu saraf yang terdapat di telinga adalah saraf facialis. Saraf ini berada di belakang liang telinga. Fungsinya menggerakkan otot muka dan sebagai bagian yang menunjang pendengaran. “Meski saraf ini dilindungi tulang, namun jika infeksi atau gangguan lain sudah mengenainya, maka bisa mengakibatkan muka menjadi mencong, mata tak bisa ditutup, dan lainnya, yang disebut kelumpuhan saraf facialis.”

Infeksi akibat mengorek terlalu keras bisa berbentuk seperti bisul yang bernanah. Infeksi bisa terjadi di liang telinga, kelenjar rambut, bahkan sampai ke bagian telinga tengah di belakang gendang. Selain karena mengorek, infeksi telinga tengah yang disebut congek bisa pula disebabkan oleh adanya infeksi di saluran nafas, yang berasal dari belakang hidung lalu merambat ke saluran tuba eskafius yang menghubungkan rongga di belakang hidung dengan telinga tengah. “Jika produksi nanah semakin banyak, maka gendang bisa pecah atau bocor. Akibat selanjutnya, pendengaran akan terganggu,” lanjut Darnila.

Di dalam telinga terdapat banyak sekali saraf. Itulah kenapa telinga sangat sensitif. Ketika kita sakit amandel, sakit gigi atau radang tenggorokan, telinga juga terasa sakit, karena telinga kita dilalui saraf perasa. Saraf ini akan mengalihkan rasa sakit di daerah lain sampai ke telinga.

HINDARI MUSIK KERAS

Banyak hal bisa menjadi penyebab menurunnya kualitas pendengaran. Dalam gangguan taraf ringan, orang hanya akan mampu mendengar bunyi dengan kapasitas 25 - 40 desibel saja, taraf sedang 40 - 60 desibel, dan jika lebih dari 60 desibel berarti berada dalam taraf berat.

Penyebabnya beraneka ragam, mulai kelainan di telinga luar hingga dalam. Kelainan di telinga luar bisa disebabkan adanya penyumbatan oleh getah telinga, benda asing, bisul, atau tumor. Gangguan di telinga tengah seperti gendang pecah, perdarahan akibat benturan pada kecelakaan, terputusnya rantai tulang pendengaran atau keluarnya cairan karena alergi.

Sementara di telinga dalam, gangguan berupa "pingsan" atau matinya sel rambut yang mengubah getaran mekanik jadi listrik lalu menyampaikannya ke otak. "Pingsan" atau matinya sel rambut disebabkan trauma bising, misalnya mendengar terlalu lama dan sering bunyi-bunyian yang amat keras, infeksi yang menjalar dari telinga tengah atau karena keracunan obat. Melalui peredaran darah, racun dari obat bisa sampai ke telinga dalam.

Penyakit seperti darah tinggi dan diabetes juga bisa mengurangi pendengaran. Pasalnya, penyakit ini bisa sebabkan rusaknya pembuluh darah. "Akibatnya, telinga dalam sebagai terminal tak mendapat makanan yang cukup," ujar Darnila. Sejumlah makanan juga bisa menyebabkan penurunan pendengaran jika menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Contohnya garam, lemak dan rokok. Turunnya pendengaran karena darah tinggi, diabetes dan keracunan obat bisa menyerang dua belah telinga. Sementara penyebab lainnya hanya menyerang telinga yang mengalami gangguan. Perlu diingat, gangguan di satu telinga tidak menjalar ke telinga yang lain.

Kebanyakan gangguan yang terjadi di telinga luar dan telinga tengah bisa diatasi. Sedangkan jika mengenai telinga dalam agak sulit. "Kalau sel rambut di telinga dalam hanya "pingsan", misalnya akibat mendengarkan musik disko selama dua jam saja, maka pendengaran akan kembali setelah beberapa lama menghindar musik keras ini. Namun, jika terlalu sering mendengar musik atau bunyi-bunyian yang amat keras, bisa saja sel rambut itu patah dan akhirnya kualitas pendengaran rusak berat. Umumnya hal ini tak bisa diperbaiki," kata Darnila.

Pendengaran menurun yang permanen juga bisa ditemukan pada bayi dengan kelainan bawaan. Biasanya pada mereka bisa dilakukan tes refleks. Tes ini bisa dilakukan oleh orang tua yang merasa curiga anaknya tidak bisa mendengar. "Caranya dengan membunyikan sesuatu di tempat tersembunyi, yang tidak bisa lihat matanya. Lihat saja, apakah saat mendengar bunyi ia langsung memberi respon atau tidak?"

Minggu, 15 Maret 2009

INSOMNIA DAN RAHASIA TIDUR NYAMAN

Gangguan sulit tidur alias insomnia, ya memang sangat mengganggu. Banyak orang mengatasinya dengan obat-obatan. Padahal upaya itu tidak dianjurkan, karena gangguan ini sebenarnya relatif mudah diatasi. Mengapa kita perlu tidur? Berapa jam idealnya orang dewasa tidur dalam semalam? Bagaimana kiat tidur yang nyaman?

Sudah sebulan Rina mengeluh susah tidur. "Paling-paling saya tidur 1 - 2 jam dalam semalam. Itu pun kerap dihantui mimpi buruk," keluhnya. Padahal setiap hari ia harus bangun pagi dan pergi ke tempat kerja yang jauh dari rumah. Akibatnya, di tempat kerja ia sering mengantuk dan badan terasa lemas.

Ilustrasi by Anton Tanpa berkonsultasi ke dokter, Rina mengambil inisiatif minum obat tidur. Tidurnya memang jadi pulas, tapi ketika bangun badan terasa semakin lemas dan lesu. Dalam sebulan berat badannya turun sampai 3 kg, dan nafsu makannya berkurang. Seorang rekan kerjanya menduga, Rina terserang stres karena dituntut menguasai pekerjaan barunya. Sebagai karyawan baru masa percobaan tiga bulan harus ia jalankan sebaik-baiknya agar bisa diangkat sebagai karyawan tetap.

Cemas atau sakit

Dalam terminologi kedokteran atau psikologi gangguan yang dihadapi Rina bisa digolongkan sebagai insomnia. Tapi penyebabnya sebenarnya sangat beragam. Bisa karena soal sepele, bisa soal besar. Karena itu bila orang terserang insomnia (in = tidak; sommus = tidur), hendaknya diteliti penyebabnya untuk ditangani sesuai penyebabnya.

Menurut dr. W.M. Roan, psikiater dari RS Ongkomulyo, Jakarta, tubuh yang terasa kurang sehat akibat menderita sakit sistemik (sakit tubuh menyeluruh) atau nyeri hebat lokal, membuat penderita akan gelisah tidurnya. Gangguan jiwa, ringan sampai berat pun, acap kali melahirkan insomnia. Itu jenis insomnia sekunder. Kalau penyebabnya faktor psikologis atau depresi dinamai insomnia simpleks.

Untuk mengetahui dengan tepat penyebab insomnia, harus diteliti secara saksama: apakah penderita mengalami insomnia selama beberapa jam, ataukah seluruh malam tidak bisa tidur? Apakah di siang hari ia tidur? Gangguan insomia dapat dilacak dari cara hidup seseorang secara rutin sampai kehidupan malamnya.

Seseorang yang mengeluh sulit tidur pada fase awal tidur malam hari, tambah Roan, dapat dikaitkan dengan gangguan cemas hebat. Bila insomnianya terjadi tengah malam - artinya waktu masuk tidurnya (pukul 21.00 - 22.00) mudah, tapi tengah malam (pukul 24.00 - 02.00) terbangun dan tidak bisa tidur lagi - menurut Roan, gangguan insomnia itu dapat dikaitkan dengan gangguan jiwa atau saraf yang lumayan berat. Bila terbangun di pagi buta (pukul 03.00 - 04.00), kemudian sulit tidur kembali, biasanya itu berkaitan dengan gangguan depresi berat.

Sementara itu menurut Drs. Hartono Hdw., seorang apoteker, ada tiga jenis insomnia, yakni insomnia sementara, insomnia jangka pendek, dan insomnia kronis. Pada insomnia sementara, gangguan tidur hanya beberapa malam saja. Insomnia jangka pendek karena stres mendadak. Yang lebih berat dan lebih sulit diobati adalah insomnia kronis. Selain faktor depresi atau psikologis, bisa juga karena pengaruh minuman keras atau minuman yang banyak mengandung kafein, penyakit, pengaruh penggunaan obat tidur atau penenang dalam jangka lama, obat penurun tekanan darah tinggi golongan betablocker seperti atenolol, nadolol, propanolol, dsb.

Belakangan sulit tidur juga dihubungkan dengan disorientasi waktu. Siklus tidur kacau karena jam biologik tidurnya juga kacau. Orang yang naik pesawat melampaui 6 - 7 zone waktu, biasanya akan mengalami sindrom jet-lag, mengalami gejala penurunan kesiagaan, insomnia, serta kelelahan tubuh. Orang yang mengadakan perjalanan dengan pesawat dari Timur ke Barat, meski lelah namun tidak selelah terbang dari arah sebaliknya. Mungkin tubuh kita harus siaga terus karena penerbangan dari Barat ke Timur banyak siang harinya, sehingga orang harus terus melek sambil menunggu tiba di tempat tujuan. Jet-lag dikatakan dapat ditanggulangi dengan melatonin.

Sementara itu penerbangan dalam satu zone waktu, Jakarta - Bangkok - Beijing misalnya, tidak terasa melelahkan karena tetap berada dalam satu zone waktu, sama seperti kalau kita naik mobil di dalam kota.

Bila penyebabnya faktor psikologis dan setelah lebih dari satu minggu tidak dapat diatasi sendiri, sebaiknya segera dikonsultasikan ke psikolog atau psikiater. Kalau karena penyakit tertentu, secepatnya diperiksakan ke dokter untuk diperiksa dan diobati penyakitnya.

Mengobati sendiri dengan aneka obat penenang seperti Rina tidak dianjurkan. Sebab tindakan itu dikhawatirkan justru bisa berdampak negatif, misalnya jadi kecanduan obat tersebut, pikiran terganggu, pikun, gangguan organ tubuh, dll.

Para ahli gizi memberi saran agar penderita insomnia sehari-hari mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung tembaga (2 mg), zat besi (10 - 15 mg), serta magnesium (400 mg). Namun penderita gangguan jantung atau ginjal sebaiknya berkonsultasi ke dokter lebih dulu.

Otak dan otot saling merangsang

Gangguan insomnia menunjukkan betapa aktivitas tidur itu penting. Sebab, "Semua orang memang perlu tidur (di malam hari) sesuai kebutuhan," komentar Joyse Walsleben, Ph.D., psikolog asal AS. "Kalau tidak, otak akan menyuruh kita tidur di siang hari."

Normalnya, seorang dewasa membutuhkan waktu tidur 7 - 8 jam semalam. Para lansia sering kurang dari itu. Tidak heran, kurang tidur dalam semalam saja terasa kurang segar, apalagi selama sebulan seperti dialami Rina.

Dengan tidur sebenarnya sesorang melakukan pembersihan diri dari "sampah penyebab kelelahan". Mengutip penelitian para ahli kimia, dr. P. Carbone dari AS mengungkapkan, dalam sehari produk "sampah" yang berasal dari seluruh kegiatan otot tubuh - sebagian besar terdiri atas dioksida dan asam laktat - menumpuk dalam darah dan mempunyai efek toksik pada saraf, menyebabkan rasa lelah dan mengantuk. Selama tidur "sampah" ini dimusnahkan, sehingga saat bangun tubuh terasa segar. Namun puncak rasa segar, menurut para ahli tadi, baru dirasakan dua jam sesudahnya.

Dr. Roan menambahkan, rasa kantuk berkaitan erat dengan hipotalamus dalam otak. Dalam keadaan badan segar dan normal, hipotalamus ini bekerja baik sehingga mampu memberi respons normal terhadap perubahan tubuh maupun lingkungannya. Namun, setelah badan lelah usai bekerja keras seharian, ditambah jam rutin tidur serta sesuatu yang bersifat menenangkan di sekelilingnya, seperti suara burung berkicau, angin semilir, kasur dan bantal empuk, udara nyaman, dll., kemampuan merespons tadi berkurang sehingga menyebabkan seseorang mengantuk.

Sebenarnya tidur tidak sekadar mengistirahatkan tubuh, tapi juga mengistirahatkan otak, khususnya serebral korteks, yakni bagian otak terpenting atau fungsi mental tertinggi, yang digunakan untuk mengingat, memvisualkan serta membayangkan, menilai dan memberikan alasan sesuatu.

Tes yang pernah dilakukan terhadap beberapa ratus pria yang bersedia menjadi sukarelawan untuk tidak tidur selama berhari-hari menunjukkan, setelah 4 - 8 hari, memang tidak terjadi kemerosotan fisik yang berarti. Namun dalam 24 jam saja tidak tidur, gejala gangguan mental serius sudah terlihat, seperti cepat marah, memori hilang, timbul halusinasi, ilusi, dll. Meski begitu, dengan tidur kembali keesokan harinya semua gangguan itu hilang. Malah ada ahli menyatakan, mendingan orang tidak makan dan minum daripada tidak tidur. Tes laboratorium pada hewan menunjukkan, mereka bisa bertahan hidup tanpa makan dan minum sampai 20 hari, tapi tidak tidur hanya bertahan tidak lebih dari lima hari.

Sejumlah ahli yang memonitor aktivitas tubuh menuju tidur menambahkan, saat tidur pikiran dan otot-otot kita saling merangsang. Ketegangan otot menyebabkan korteks terus aktif sedangkan ketegangan otak menyebabkan otot terus aktif. Kelelahan akan mengurangi irama kerja otot, demikian juga di kala beristirahat, sehingga semua ini akan menurunkan kegiatan dalam korteks.

Menurunnya aktivitas dalam korteks akan membiarkan otot-otot kita semakin rileks. Begitu rangsangan antara pikiran dan otot menurun, kita akan mengantuk lalu tertidur. Selagi tidur, jantung kita akan berdetak lebih lamban, tekanan darah menurun, dan pembuluh-pembuluh darah melebar. Suhu badan turun sekitar 0,5oF (… ? oC) tetapi perut dan usus tetap bekerja. Sementara tidur, tubuh sekali-kali bergerak. Gerakan sebanyak 20 - 40 kali masih dianggap normal. Terganggu insomnia berarti kerja pikiran dan otot tidak berjalan seiring. Pikiran kita akan sulit tertidur bila otot masih tegang. Sebaliknya, akan sulit bagi otot untuk tertidur jika pikiran masih terjaga, tegang, dsb.

Menurut Roan, dikatakan sehat dan normal bila begitu naik ke atas tempat tidur dengan tatanan rapi, bantal enak dan empuk, kurang lebih selang 30 menit sudah tertidur, bahkan ada orang begitu mencium bantal dalam 3 - 5 menit langsung tertidur.

Gerak bola mata cepat

"Tidur itu ada stadiumnya, tidur dangkal dan tidur dalam," kata Roan. Saat mulai tertidur hingga sekitar 1 - 1,5 jam kemudian, stadium tidur dangkal berubah menjadi dalam. Saat mencapai tidur dangkal kedua kalinya, bola mata tampak bergerak cepat (rapid eye movement sleep = REM Sleep). Ini berlangsung selama 15 - 20 menit, kemudian masuk lagi ke stadium tidur yang lebih dalam. Setelah lewat 1 - 2 jam, timbul kembali tidur REM tahap 2, yang berlangsung 15 - 20 menit. Selama 7 - 8 jam tidur bisa 4 - 5 kali tidur REM.

Tidur REM beberapa kali harus terjadi selama tidur. Kalau tidak, tidur berikutnya akan kacau. Seandainya selama dua minggu selalu terbangun atau dibangunkan dalam stadium tidur REM, dua minggu berikutnya badan menuntut tidur REM lebih banyak atau sering mengantuk. Kalau dalam keadaan normal tidur REM hanya 25% dari seluruh tujuh jam tidur, bila selama dua minggu terganggu, membutuhkan sampai 65%. Tidur REM ini memberikan ciri beberapa gangguan jiwa tertentu. Seseorang yang depresi, tidur REM yang 4 - 5 kali selama 7 jam, bergeser lebih dekat dengan awal tidur. Pada lansia, tidur REM bergeser dekat pagi hari.

Saat tidur terjadi pula perubahan gelombang listrik otak. Kalau dalam keadaan siaga (melek), frekuensi gelombang otaknya tinggi. Dalam keadaan istirahat dan memejamkan mata, otak mengeluarkan gelombang alfa dengan frekuensi 8 - 13 Hz. Menuju stadium tidur lebih dalam, gelombang otak akan memperlambat diri, menjadi 3-7 Hz. Gelombang ini disebut gelombang theta. Selanjutnya, bila tidur sangat dalam, timbul gelombang delta, 1 - 4 Hz. Menurut beberapa peneliti, semakin banyak gelombang kecil per detiknya, semakin lelap dan tenang tidur seseorang. Di kalangan penggemar meditasi, gelombang delta justru dicari karena membawa ketenangan sangat tinggi. Bila terjadi sebaliknya, tidur akan kurang lelap.

Betapapun masalah yang dihadapi seseorang, usahakan untuk mengatasinya sendiri tanpa bantuan obat. Misalnya, untuk membantu mengusir pemicu stres, ambillah selembar kertas, tuliskan masalahnya sebelum naik ke tempat tidur. Kalau Anda membawa pekerjaan kantor ke rumah, singkirkan pekerjaan beberapa jam sebelum jam tidur. Kalau masalah belum teratasi, tenangkan pikiran, bawalah tidur masalah Anda. Keesokan harinya, di kala pikiran lebih terang dan tubuh lebih segar, masalah akan lebih mudah teratasi. Percayalah!

Kamis, 12 Maret 2009

Diteliti, Potensi Cokelat Bagi Diabetes

MANFAAT cokelat bagi kesehatan memang telah dikenal luas dan diungkap dalam berbagai penelitian. Namun potensi makanan yang banyak digemari ini rupanya masih mengundang minat peneliti, khususnya dalam peran mencegah penyakit jantung yang berkaitan dengan diabetes.

Seperti diberitakan BBC, Senin (28/5), peneliti dari Inggris akan segera menggelar riset guna mencari potensi cokelat dalam menurunkan risiko penyakit jantung, khususnya pada wanita pengidap diabetes.

Partisipan yang direkrut adalah para pengidap diebetes tipe 2 yang telah memasuki masa menopause. Mereka akan diminta mengonsumsi sebatang cokelat sehari selama setahun.

Biji kokoa sebagai bahan utama cokelat dikenal kaya akan flavonoid yang diklaim memberi manfaat bagi jantung. Peneliti dari University of East Anglia menggunakan sejenis makanan cokelat batangan khusus yang mengandung lebih banyak flavonoid. Ini merupakan bentuk kompensasi dari fakta bahwa banyak flavonoid yang hancur dalam proses pengubahan kokoa di pabrik menjadi cokelat.

Kedelai, sebagai sumber flavonoid lainnya, juga ditambahkan oleh peneliti dalam makanan cokelat batangan ini.

Para ahli akan menguji sebuah teori bahwa menambahkan flavonoid dalam diet akan memberikan proteksi terhadap penyakit jantung selain proteksi ini juga diperoleh dari obat-obat resep.

Kematian akibat penyakit jantung di antara wanita cenderung meningkat cepat setelah mereka memasuki masa menopause. Dengan mengidap diabetes tipe 2, risiko ini meningkat hingga tiga setengah kali lipat.

Jika hasil riset ini sejalan dengan hipotesa, maka penelitian akan mencapai efek yang lebih jauh, sehingga dapat memberi saran untuk diberikan pda para wanita yang berisiko.

Peneliti berharap akan merekrut sekitar 150 wanita berusia di bawah 70 yang mengidap diabetes tipe 2 yang tidak lagi mengalami haid sedikitnya selama setahun. Mereka juga telah menggunakan obat penurun kolesterol statin sekurangnya selama 12 bulan.

¨Kami berharap dapat menunjukkan bahwa menambahkan flavonoid dalam diet akan menyediakan proteksi tambahan dari penyakit jantung dan memberi kesempatan bagi wanita untuk lebih mampu mengendalikan risiko penyakit jantung di masa mendatang,¨ ungkap pimpinan riset Professor Aedin Cassidy.

Rabu, 11 Maret 2009

Anjing Bisa Jadi Sahabat Penderita Diabetes

Sejak berabad-abad lalu anjing dikenal sebagai binatang paling setia pada majikannya. Insting dan kemampuannya pun kerap dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan manusia mulai dari tugas ringan seperti menuntun orang buta hingga mengendus zat tertentu seperti narkoba atau bahan peledak.

Kemampuan anjing pun kini mulai dikembangkan untuk kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan. Di Amerika Serikat misalnya, binatang setia ini sekarang banyak dilatih indra penciumannya untuk mengawasi kadar gula darah para penderita diabetes.

Berdasarkan data Asosiasi Diabetes Amerika, lebih dari 20 juta anak dan orang dewasa di AS mengidap diabetes. Akibat penyakit ini, tubuh mereka tidak cukup memproduksi insulin, hormon yang dibutuhkan untuk mengubah gula, tepung dan makanan lain menjadi energi. Penderita diabetes harus memeriksakan kadar gula darah mereka secara teratur setiap hari. Bahkan pemeriksaan terkadang harus dilakukan tengah malam guna mencegah terjadinya peningkatan atau penurunan ekstrim yang berujung pada kegagalan organ.

Peran anjing dalam membantu serta memberi peringatan dini sebenarnya telah terlihat. Setidaknya dua organisasi di AS telah sukses melatih anjing dalam mendeteksi rendahnya kadar glukosa. Tetapi yang menjadi persoalan kini adalah para ahli belum dapat mengungkap bukti ilmiah bahwa anjing benar-benar dapat dijadikan acuan bagi penderita diabetes dalam mendeteksi penurunan kadar gula darah yang membahayakan .
Para peneliti dari Queen's University di Belfast, Irlandia Utara, misalnya, kini tengah berupaya keras mengungkap bukti-bukti ilmiah tersebut. Yang menjadi perhatian mereka adalah sinyal atau isyarat apa yang diterima anjing sehingga isyarat ini dapat dilatih dan dikenalkan sebagai sistem baku bagi peringatan dini bagi penderita diabetes.
"Laporan bersifat anekdot memang menunjukkan bahwa beberapa ekor anjing dapat memberi peringatan dini akan terjadinya hipoglikemia dengan menggunakan indra penciuman mereka untuk mengetahui bahwa kadar gula darah majikannya sedang menurun," ungkap pimpinan peneliti dan profesor psikologi, Deborah Wells.

Soal sinyal atau isyarat ini juga menjadi perhatian Mark Ruefenacht, pendiri Dogs for Diabetics, di Concord, California. Menurutnya, isyarat apa persisnya yang ditangkap anjing ketika seseorang mengalami kadar rendah gula darah masih menjadi sebuah misteri.

"Kami hanya belum dapat menemukan jawaban yang tepat . Setiap kali kami pikir sudah mempunyai jawabannya namun sebenarnya belum," ujar Ruefenacht.
Ruefenacht, yang juga penderita diabetes, merintis organisasi Dogs for Diabetics tiga tahun lalu. Organisasi ini sekarang tengah berupaya mengidentifikasi aroma atau abu yang memungkinkan anjing bisa memberikan peringatan dini dengan dukung laboratorium forensik
Ruefenacht mendirikan organisasi tersebut setelah terinspirasi oleh salah satu anak anjing miliknya. Anjing tersebut membangunkan ia di suatu malam di mana Ruefenacht rupanya lupa mengecek kadar gula darahnya sebelum tidur. Ruefenacht berpikir bahwa dirinya telah mengalami semacam seizure atau kejang yang mengingatkan anak anjing tersebut.
Sejak itu, seluruh relawan dalam organisasi tersebut menempatkan 30 pelatih anjing di rumah-rumah pengidap diabetes tipe 1 di kawasan California Utara. Permintaan akan anjing terlatih ini ternyata tinggi, lebih dari 100 orang kini tercatat dalam antrian.
Organisasi Dogs for Diabetics menggunakan anjing-anjing Labrador Retriever yang tidak lulus sekolah pemandu. Anjing-anjing ini biasanya gagal karena berbagai alasan seperti menolak berjalan di saat hujan atau enggan naik ke eskalator. Kemampuan dasar tersebut memang penting untuk menjadi anjing pekerja, tetapi tidak bagi anjing pembantu.
Ruefenacht mengatakan, anjingnya harus menjalani pelatihan tiga hingga empat bulan sama dengan yang apa dipersiakan untuk mendeteksi narkotika atau bahan peledak. Seekor anjing berusia 2 tahun biasanya pertama kali diajari untuk mendeteksi contoh bau atau aroma kadar rendah gula darah. Lalu mereka diajarkan untuk menemukan bau tersebut pada manusia, dan memberi peringatan kepada orang lain dengan cara mengggit sebuah pipa kecil yang menggantung di lehernya. Anjing-anjing yang sukses menyelesaikan pelatihan tersebut dinilai 90 persen akurat, kata Ruefenacht.
Maski cukup akurat, tidak semua orang bisa langsung percaya dengan kemampuan anjing. Larry Myers, dokter hewan dan profesor di Auburn University di Alabama, misalnya telah mencoba melatih anjingnya untuk mendeteksi segala macam obat hingga pestisida pertanian selama 25 tahun. Menurutnya, pengadilan belum mengambil keputusan apakah anjing benar-benar dapat mendeteksi rendahnya kadar gula darah.
Walaupun anjing telah memiliki kemampuan penciuman yang luar biasa, menurut Myers, mereka tidak sensitif secara universal terhadap seluruh jenis zat kimia. "Apakah individu pengidap hipoglikemik, pada faktanya, mengeluarkan bau yang khusus? Saya tidak tahu, dan saya kira tidak ada satu orang pun mengetahuinya saat ini," ujarnya..
Kemungkinan lain selain bau atau aroma adalah anjing menangkap isyarat atau sinyal visual, sehingga dalam kasus ini anjing berfungsi sebagai pendeteksi gejala seizure. Anjing-anjing seperti ini diduga dapat menangkap perubahan psikologis yang sangat tak kentara pada majikannya yang mungkin bisa terlihat 45 menit sebelum seizure sebenarnya. Anjing ini kemudian memberi peringatan kepada manusia sehingga dapat menemukan lingkungan yang aman atau mengambil tindakan pencegahan.
"Ini dapat mengungkap apakah anjing benar-benar sensitif terhadap perubahan yang tak terlihat pada individua sesaat menjelang terjadinya serangan. Ini akan menjadi sebuah fact bahwa seekor anjing sangat sangat memperhatikan perilaku manusia," ungkap Myers.

Sabtu, 07 Maret 2009

Waspadai Penyakit Perubahan Musim

Musim berubah, tabiat bibit penyakit juga berubah. Global warming juga mengubah sifat virus, kuman, dan parasit. Yang semula mempan dibasmi dengan antiseptic, sekarang berubah jadi kebal. Sehingga hanya mempan dengan antibiotika generasi yang lebih baru. Cuaca iklim, dan musim juga mempengaruhi kondisi lingkungan dan tubuh manusia.
KEMAMPUAN tubuh beradaptasi dengan setiap perubahan lingkungan, membuatnya tidak rentan jatuh sakit. Untuk mampu begitu, kita perlu mematuhi prinsip hidup sehat. Jadwal makan dan tidur teratur, ada waktu istirahat, menu seimbang, tidak berlebihan porsi.
Hal seperti itu hendaknya diterapkan pada anak dalam masa tumbuh-kembangnya. Di tengah ancaman polusi dan berubahnya cuaca dan musim, yang dapat kita upayakan adalah membantu menciptakan ketahanan tubuh agar lebih tangguh.
Menjaga ketahanan tubuh
Hanya tubuh yang memiliki sistem kekebalannya kuat yang dapat bertahan terhadap gempuran bibit penyakit.
Agar hal ini dapat tercapai, diperlukan gizi yang memadai. Tak cukup hanya mengonsumsi sayur-mayur saja tetapi, lengkap jenis asam amino-nya. Kebutuhan protein perkilogram berat badan anak, lebih besar dibanding orang dewasa. Maka perhatikan betul asupan protein yang bisa didapat dari susu, telur, ikan, daging, atau unggas dicukupi yang dibutuhkan untuk membangun antibodi guna kekebalan.
Tak cukup hanya gizi. Tubuh juga perlu cukup bergerak agar darah mengalir. Biarkan anak melakukan banyak gerakan apa saja, selain berolahraga. Bergerak membangun otot dan tulang, selain menguatkan jantung. Derasnya aliran darah menentukan apakah kekebalan tubuh bisa mencapai seluruh tubuh.
Bergerak badan dan berolahraga memungkinkan sistem kekebalan yang terbentuk mampu bekerja optimal. Namun kelebihan beraktivitas fisik juga tidak menyehatkan. Perlu ada batasan dan tidak boleh over-training. Kelebihan radikal bebas yang terjadi karena badan terlalu letih dalam tubuh malah merusak badan. Kanker, sumbatan pembuluh darah, dan kerusakan sel tubuh lainnya terjadi akibat radikal bebas menumpuk dalam tubuh. Antioksidan yang dibuat oleh tubuh tidak mampu menetralkannya.
Sekarang ini sangat beragam jenis virus yang terbang di udara, terbawa dalam air limbah, atau dibawa oleh orang yang sedang sakit. Dalam hidup modern, polusi udara, air, dan tanah menambah buruk lingkungan biologis sehingga menambah subur populasi bibit penyakit. Ancaman bibit penyakit orang sekarang jauh lebih besar dibanding zaman nenek moyang dulu. Maka bila badan kurang tangguh, lebih besar kemungkinan terserang bibit penyakit.
Lingkungan yang terpolusi, dan tercemar bibit penyakit tak mungkin kita kendalikan. Maka strategi agar tubuh tidak terserang bibit penyakit, tubuh sendiri yang perlu dikuatkan. Selain dengan cara berpola hidup sehat, patuhi imunisasi anak, dan pelihara kebersihan diri juga.
Kebersihan perorangan
Memiliki pola hidup sehat tidak cukup jika tidak diimbangi dengan menjaga kebersihan diri, berbagai macam penyakit seperti diare, hepatitis, tifus, disenteri, leptospira dari kencing tikus, dan sederet penyakit pencernaan lainnya. Terlebih ketika musim pencemaran bibit penyakit meluas yang lazim terjadi selama perubahan iklim baik dari kemarau ke hujan maupun sebaliknya.
Kalau awal musim penghujan berjangkit demam berdarah (DBD), itu karena kita kurang peduli terhadap genangan air hujan di sekitar kita, selain air yang tertampung di dalam rumah. Nyamuk DBD bersarang di air jernih, bukan air kotor. Nyamuk betina DBD, dapat bertelur dalam air 30 tetes saja. Semua yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk DBD harus disingkirkan, agar populasinya bisa ditekan, sehingga pembawa virus DBD ini berkurang.
Kondisi lingkungan selama musim penghujan pun dapat melemahkan kondisi tubuh manusia. Karena tubuh terpapar hawa dingin oleh hujan. Maka siasati dengan selalu menghangatkan tubuh dengan minuman hangat seperti susu hangat atau, wedang jahe. Selain itu batasi tubuh dari paparan hawa dingin dan terpaan hujan, dengan memakai baju hangat, sweater, jas hujan, dan pakaian berbahan lebih tebal. Hangatkan badan anak dengan membalurnya memakai balsam, minyak kayu putih, minyak telon, sehabis terkena dingin udara, atau hujan.
Begitu juga makanan sebaiknya dibuat lebih hangat, dan pilih jenis makanan yang menambah panas tubuh. Sup kaldu dengan ayam/daging dan sayur misalnya, selain menghangatkan dan kaya protein, sayuran juga menambah asupan vitamin dan mineral yang penting untuk daya tahan.
Anak dan lansia yang tergolong rentan (vulnerable group) sebaiknya dikuatkan dengan tambahan imunisasi influenza agar tidak gampang terjangkit influenza dan membatasi pergi keluar rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak.

Kamis, 05 Maret 2009

Kolostrum, Kaya Zat Imun

Selain sarat gizi, zat yang hanya diproduksi di awal kelahiran ini kaya akan zat imun. Sungguh sayang jika bayi Anda tidak meminumnya.

Kolostrum, atau kadang disebut juga susu jolong, adalah ASI yang keluar sejak hari pertama Anda melahirkan sampai hari ketujuh (bisa juga sampai heari ke-10). Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi, tergantung dari isapan bayi pada hari-hari pertama kehidupannya. Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak rangsangan yang diterima tubuh ibu untuk memproduksi kolostrum.

Sarat gizi dan mudah cerna

Bila jumlah kolostrum di hari-hari pertama masih sedikit, Anda tidak perlu khawatir itu tidak mencukupi kebutuhan bayi. Karena, kolostrum mengandung zat-zat gizi berkadar tinggi. Beberapa penelitian telah membuktikan komposisi gizi kolostrum berbeda dengan ASI yang dihasilkan kemudian (ASI peralihan dan ASI matur), yaitu:

* Mengandung kadar protein dari dua kali lebih tinggi dibanding ASI matur. Hal ini antara lain karena dalam kolostrum terdapat beberapa jenis asam amino yang tidak terdapat dalam ASI matur.

* Kadar lemak dan kadar gula lebih rendah dari ASI matur. Asal tahu saja, kadar gula yang rendah ini diperlukan untuk mengimbangi tingginya gula darah pada bayi baru lahir.

* Kaya akan vitamin (misalnya, vitamin A, B6, B12, C, D dan K), dan mineral (seperti, zat besi, dan kalsium).

Selain sarat gizi, cairan bening kekuningan ini juga mengandung enzim pencernaan yang belum dihasilkan secara sempurna oleh usus bayi baru lahir. Enzim-enzim tersebut antara lain lipase (mengurai lemak), amilase (mengurai karbohidrat), dan protease (mengurai protein). Jadi, walaupun fungsi organ pencernaan bayi belum sempurna, tapi masuknya enzim-enzim pencernaan tersebut akan membantu bayi mencerna zat-zat gizi dalam kolostrum yang diisapnya.

Manfaat penting lain kolostrum adalah membentuk semacam lapisan yang dapat menutup “lubang-lubang” dalam dinding usus bayi baru lahir. Dengan demikian, kuman penyakit dan alergen (zat yang memicu timbulnya alergi) tidak dapat masuk ke dalam tubuh bayi.

Selain itu, kolostrum juga berperan sebagai ‘obat pencahar’ yang memudahkan perjalanan kotoran pertama yang berwarna hitam kehijauan. Kotoran yang disebut mekonium ini diperlukan untuk membantu pencernaan bayi, agar siap mengonsumsi ASI.

Membantu kekebalan tubuh

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Nah, kolostrum dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, terutama diare. Hal ini antara lain karena kolostrum, yang telah diproduksi sejak akhir masa kehamilan ini, kaya akan zat imun (zat kekebalan tubuh), seperti:

* Immunoglobulin (Ig) , terutama IgA. Kadar IgA yang tinggi mampu melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.

* Laktoferin , sejenis protein yang mengikat zat besi (Fe). Pengikatan ini akan mengurangi populasi bakteri merugikan yang butuh Fe dalam saluran pencernaan.

* Lisosim , suatu enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri dan virus yang merugikan. Zat ini terdapat dalam jumlah 300 kali lebih banyak pada ASI daripada susu sapi. Enzim ini antara lain aktif mengatasi bakteri E. coli dan Salmonella .

* Sel darah putih (leukosit) , selama 2 minggu pertama ASI mengandung lebih dari 4000 leukosit per mililiter. Sel-sel ini menghasilkan antibodi terhadap infeksi pernapasan dan saluran pencernaan bayi, serta antibodi untuk jaringan payudara ibu. Sel-sel ini juga memproduksi IgA, laktoferin, lisosim dan interferon (yang dapat menghambat aktivitas virus).

* Faktor bifidus , yakni sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, dan dapat menunjang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus . Bakteri baik ini menjaga keasaman flora usus bayi, sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

Jelas sudah, tidak ada alasan untuk tidak memberikan kolostrum segera dan sesering mungkin pada bayi baru lahir. Dengan mendapatkan kolostrum dan ASI, si kecil bisa mendapatkan tambahan “perlindungan” sampai ia mampu membentuk sistem kekebalan tubuhnya sendiri pada usia sekitar 3 bulan.

Itu sebabnya, pemberian kolostrum dan ASI amat penting bagi bayi, terutama bayi yang sakit dan bayi prematur. Dengan jarang sakit, pertumbuhan dan perkembangan mereka jelas lebih baik.