Senin, 26 Januari 2009

Tanda-tanda Diabetes

Tanda-tanda Diabetesi: 3PJakarta,07 Aug 2007Ciri-ciri pengidap diabetes adalah poli ari (suka kecing), poli debsi (haus), dan poli pagi (banyak makan).Makanan yang enak dan lezat menjadi dambaan setiap orang. Namun, tidak semua yang enak dan lezat bermanfaat bagi tubuh.

''Berbagai jenis penyakit yang siap menggerogoti tubuh kita kebanyakan berasal dari makanan. Istilahnya, makanan merupakan sumber dari segala penyakit,'' kata dr Ari Fahrial Syam SpPD, K-GEH MMB, dokter spesialis penyakit dalam dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, kepada Republika. ''Karena itu, kita yang harus memilah-milahnya dengan baik dan benar.''Salah satu jenis penyakit yang bersumber dari makanan, kata Ari, adalah penyakit diabetes. ''Mengonsumsi terlalu banyak lemak dan jeroan dapat meningkatkan kolesterol, atau gula darah,'' jelas dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini.

Ia menegaskan, penyakit diabetes disebabkan gula darah yang tinggi dan melebihi batas normal sewaktu. Ciri-ciri pengidap diabetes -- disebut diabetesi -- adalah orang tersebut biasanya melakukan 3P. Yaitu poli ari (suka kecing), poli debsi (haus), dan poli pagi (banyak makan).Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA), Prof Dr Sidartawan Soegondo SpPD KEMD FACE, mengatakan, jumlah diabetesi di dunia, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mencapai angka 120 juta - 140 juta orang. Dari jumlah itu, lebih dari tiga juta orang meninggal dunia akibat komplikasi diabetes setiap tahun.

Diperkirakan, pada 2025 mendatang, jumlah penderita diabetes mencapai 300 juta orang.Di Indonesia, menurut data WHO, jumlah diabetesi mencapai 13 juta orang. Jumlah ini diyakini akan terus meningkat hingga mencapai 25 juta orang pada 2025. Diabetes merupakan penyebab kematian terbanyak kelima setelah infeksi, jantung, kanker, dan kecelakaan. ''Hampir setiap 10 detik satu orang yang meninggal dunia,'' jelas Prof Sidartawan dalam media seminar dan ekspose tentang Diabetes di Jakarta, beberapa waktu lalu. Genetik dan alamiAri memaparkan dua penyebab terjadinya diabetes.

Pertama, faktor keturunan (genetik). Apabila dalam sebuah keluarga terdapat penderita diabetes, ada kemungkinan keturunannya juga akan menderita penyakit tersebut. Kedua, faktor alami yang disebut sindrom metabolik, yakni penderita obesitas (kegemukan). Faktor kedua lebih disebabkan oleh toleransi kadar gula darah yang terganggu (berlebih) akibat konsumsi jenis makanan yang manis dan berlebih.

Merujuk pada WHO, Ari menyebutkan, ada tiga jenis diabetes yaitu tipe 1, tipe 2, dan diabetes yang terjadi selama kehamilan (gestasional).Pada penderita diabetes tipe 1, pengobatan dilakukan dengan penyuntikan insulin. Sedangkan diabetes tipe 2 diatasi dengan pengaturan pola makan yang sehat dan teratur, melakukan aktivitas fisik (olahraga), pengobatan oral, dan hanya membutuhkan insulin bila obatnya tidak efektif. Sedangkan diabetes pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan.

Pada pengidap diabetes tipe 2, kadar gula dalam darah semula normal namun meningkat dengan adanya berbagai faktor risiko, seperti kegemukan, kurang beraktivitas, atau terjadinya disfungsi pada pankreas dan resistensi insulin. Kondisi ini bersifat progresif sehingga ketika orang sudah mengidap diabetes, maka kenaikan gula darah cenderung tidak mudah diturunkan.Jika kondisi ini sudah berlanjut, pola makan harus diatur. Dokter yang sehari-hari juga berpraktik di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat ini menegaskan agar penderita diabetes tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan yang manis-manis dan melebih kadar gula atau kalori yang dibutuhkan.

Selain itu, perlu juga melakukan olahraga secara teratur yang disesuaikan dengan usia, berat badan dan kondisi tubuh penderita. ''Tujuannya agar kadar gula darah bisa turun,'' ujarnya.Bagaimana jika kadar gula darah tetap tinggi? ''Bisa diberikan terapi insulin untuk menekan kadar gula darah menjadi normal,'' ujar Ari. Disebut normal bila kadar gula darah sebelum makan 90-130 mg/dl dan gula darah dua jam setelah makan kurang dari 180 mg/dl.Terapi insulin, lanjutnya, dibutuhkan jika perubahan gaya hidup (termasuk diet dan olahraga) dan konsumsi obat antidiabetes oral gagal mengendalikan glukosa darah secara memadai.

Kenali DiabetesDiabetes bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang batas usia. Namun, faktor utamanya adalah orang yang suka makan banyak dan manis-manis. Demikian dikatakan dr Ari Fahrial Syam SpPD K-GEH MMB, dokter spesialis penyakit dalam dari RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat.Lalu bagaimana mengenali penyakit diabetes ini? Dr Ari menyarankan agar dilakukan deteksi secara dini. ''Pengecekan kadar gula darah hanya bisa dilakukan di laboratorium. Karena itu, ada baiknya sekali dalam setahun untuk melakukan kontrol, atau lima tahunan,'' jelasnya.

Tujuannya pengecekan ini agar kadar gula darah terkontrol dan tetap berada pada batas normal. ''Sebab, banyak orang yang kelihatannya sehat, namun begitu di tes kadar gula darahnya, ternyata yang bersangkutan menderita diabetes,'' ujar dr Ari.Lalu, apakah kalau kencing seseorang disemuti, itu pertanda orang itu menderita kencing manis (diabetes)? Dr Ari menegaskan, apabila kondisinya sudah demikian, orang tersebut sudah menderita penyakit diabetes mellitus. ''Pengecekan dengan cara ini sebenarnya sudah terlambat, karena tipe-nya sudah cukup parah,'' jelasnya. ''Mereka yang suka makan, suka minum (gampang haus) dan suka buang air kecil atau 3P, memiliki tanda menderita diabetes.''

Tidak ada komentar:

Posting Komentar