Sabtu, 07 Maret 2009

Waspadai Penyakit Perubahan Musim

Musim berubah, tabiat bibit penyakit juga berubah. Global warming juga mengubah sifat virus, kuman, dan parasit. Yang semula mempan dibasmi dengan antiseptic, sekarang berubah jadi kebal. Sehingga hanya mempan dengan antibiotika generasi yang lebih baru. Cuaca iklim, dan musim juga mempengaruhi kondisi lingkungan dan tubuh manusia.
KEMAMPUAN tubuh beradaptasi dengan setiap perubahan lingkungan, membuatnya tidak rentan jatuh sakit. Untuk mampu begitu, kita perlu mematuhi prinsip hidup sehat. Jadwal makan dan tidur teratur, ada waktu istirahat, menu seimbang, tidak berlebihan porsi.
Hal seperti itu hendaknya diterapkan pada anak dalam masa tumbuh-kembangnya. Di tengah ancaman polusi dan berubahnya cuaca dan musim, yang dapat kita upayakan adalah membantu menciptakan ketahanan tubuh agar lebih tangguh.
Menjaga ketahanan tubuh
Hanya tubuh yang memiliki sistem kekebalannya kuat yang dapat bertahan terhadap gempuran bibit penyakit.
Agar hal ini dapat tercapai, diperlukan gizi yang memadai. Tak cukup hanya mengonsumsi sayur-mayur saja tetapi, lengkap jenis asam amino-nya. Kebutuhan protein perkilogram berat badan anak, lebih besar dibanding orang dewasa. Maka perhatikan betul asupan protein yang bisa didapat dari susu, telur, ikan, daging, atau unggas dicukupi yang dibutuhkan untuk membangun antibodi guna kekebalan.
Tak cukup hanya gizi. Tubuh juga perlu cukup bergerak agar darah mengalir. Biarkan anak melakukan banyak gerakan apa saja, selain berolahraga. Bergerak membangun otot dan tulang, selain menguatkan jantung. Derasnya aliran darah menentukan apakah kekebalan tubuh bisa mencapai seluruh tubuh.
Bergerak badan dan berolahraga memungkinkan sistem kekebalan yang terbentuk mampu bekerja optimal. Namun kelebihan beraktivitas fisik juga tidak menyehatkan. Perlu ada batasan dan tidak boleh over-training. Kelebihan radikal bebas yang terjadi karena badan terlalu letih dalam tubuh malah merusak badan. Kanker, sumbatan pembuluh darah, dan kerusakan sel tubuh lainnya terjadi akibat radikal bebas menumpuk dalam tubuh. Antioksidan yang dibuat oleh tubuh tidak mampu menetralkannya.
Sekarang ini sangat beragam jenis virus yang terbang di udara, terbawa dalam air limbah, atau dibawa oleh orang yang sedang sakit. Dalam hidup modern, polusi udara, air, dan tanah menambah buruk lingkungan biologis sehingga menambah subur populasi bibit penyakit. Ancaman bibit penyakit orang sekarang jauh lebih besar dibanding zaman nenek moyang dulu. Maka bila badan kurang tangguh, lebih besar kemungkinan terserang bibit penyakit.
Lingkungan yang terpolusi, dan tercemar bibit penyakit tak mungkin kita kendalikan. Maka strategi agar tubuh tidak terserang bibit penyakit, tubuh sendiri yang perlu dikuatkan. Selain dengan cara berpola hidup sehat, patuhi imunisasi anak, dan pelihara kebersihan diri juga.
Kebersihan perorangan
Memiliki pola hidup sehat tidak cukup jika tidak diimbangi dengan menjaga kebersihan diri, berbagai macam penyakit seperti diare, hepatitis, tifus, disenteri, leptospira dari kencing tikus, dan sederet penyakit pencernaan lainnya. Terlebih ketika musim pencemaran bibit penyakit meluas yang lazim terjadi selama perubahan iklim baik dari kemarau ke hujan maupun sebaliknya.
Kalau awal musim penghujan berjangkit demam berdarah (DBD), itu karena kita kurang peduli terhadap genangan air hujan di sekitar kita, selain air yang tertampung di dalam rumah. Nyamuk DBD bersarang di air jernih, bukan air kotor. Nyamuk betina DBD, dapat bertelur dalam air 30 tetes saja. Semua yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk DBD harus disingkirkan, agar populasinya bisa ditekan, sehingga pembawa virus DBD ini berkurang.
Kondisi lingkungan selama musim penghujan pun dapat melemahkan kondisi tubuh manusia. Karena tubuh terpapar hawa dingin oleh hujan. Maka siasati dengan selalu menghangatkan tubuh dengan minuman hangat seperti susu hangat atau, wedang jahe. Selain itu batasi tubuh dari paparan hawa dingin dan terpaan hujan, dengan memakai baju hangat, sweater, jas hujan, dan pakaian berbahan lebih tebal. Hangatkan badan anak dengan membalurnya memakai balsam, minyak kayu putih, minyak telon, sehabis terkena dingin udara, atau hujan.
Begitu juga makanan sebaiknya dibuat lebih hangat, dan pilih jenis makanan yang menambah panas tubuh. Sup kaldu dengan ayam/daging dan sayur misalnya, selain menghangatkan dan kaya protein, sayuran juga menambah asupan vitamin dan mineral yang penting untuk daya tahan.
Anak dan lansia yang tergolong rentan (vulnerable group) sebaiknya dikuatkan dengan tambahan imunisasi influenza agar tidak gampang terjangkit influenza dan membatasi pergi keluar rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar