Rabu, 11 Februari 2009

Aspartam terbukti aman dikonsumsi

Jakarta, 10 Oktober 2007

Belum lama ini issue aspartam menimbulkan kegelisahan tersendiri di kalangan masyarakat karena dikhawatirkan dapat menimbulkan kanker, kerusakan neurologis dan masalah kesehatan lainnya. Menanggapi issue yang berkembang ini maka baru-baru ini telah diselesaikan suatu studi yang membahas tentang profil keamanan aspartam tersebut. Studi ini mengumpulkan lebih dari 500 laporan, termasuk didalamnya mengenai uji klinik, toksikologi dan epidemiologi mulai dari tahun 1970 yang ditunjang dengan berbagai data hasil diskusi pakar internasional dari 10 universitas dan fakultas kedokteran yang mengevaluasi keamanan aspartam bagi manusia di berbagai kondisi dan usia. Studi ini telah dipublikasikan pada bulan September 2007 ini pada Critical Review in Toxicology.

Aspartam adalah pemanis buatan rendah kalori, 200 kali lebih manis dibandingkan sukrosa. Aspartam diketemukan secara tidak sengaja pada tahun 1965 dan hingga saat ini telah menjadi pemanis buatan yang sangat populer dan telah digunakan pada lebih dari 6000 makanan dan produk-produk farmasi. Kadar aspartam yang ada pada produk-produk tersebut berada jauh di bawah batas asupan harian.

Hasil akhir dari studi ini mengambil kesimpulan:

Umum: penggunaan aspartam aman, kadar yang digunakan pada produk saat ini masih berada jauh di bawah acceptable daily intake (ADI), bahkan pada kelompok yang mengkonsumsi aspartam dengan dosis yang lebih tinggi. Tidak diketemukan kasus kanker, neurotoksik atau efek yang tidak diinginkan lainnya ketika mengkonsumsi aspartame pada kadar beberapa kali lipat dari ADI.

Spesifik:

  • Berdasarkan studi jangka panjang aspartam tidak menimbulkan kanker atau memiliki aktifitas karsinogenik.
  • Berbagai studi juga menunjukkan bahwa paparan aspartam pada manusia tidak berdampak terhadap sistem neurologi seperti gangguan memori atau gangguan proses belajar.
  • Secara umum aspartam tidak mempengaruhi perilaku, fungsi kognitif, fungsi persarafan atau mencetuskan kejang.
  • Aspartam tidak mengganggu proses reproduksi atau laktasi.
  • Beragam studi menyimpulkan aspartam aman digunakan pada penderita diabetes dan dapat digunakan sebagai pemanis buatan pada kelompok ini.
  • Tidak diketemukan kejadian yang menunjukkan hubungan aspartam dengan obesitas. Sebaliknya penggunaan aspartam dapat membantu program mengontrol berat badan jangka panjang.
  • Tidak ada satu studi yang menunjukkan adanya hubungan aspartam dengan perkembangan tumor otak atau keganasan darah

Source : www.kalbefarma.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar