Rabu, 11 Februari 2009

Daya Mistis Di Balik 'Magic Mushrooms'

11 Februari 2009, Jakarta

KapanLagi.com - "Jamur ajaib" yang digunakan oleh suku asli Indian dan kelompok hippies untuk memperoleh daya sadar kembali tampaknya memiliki efek mistis bagi banyak orang. Sedikitnya satu tim peneliti yang terdiri dari sejumlah dokter melakukan tes untuk mengetahui apakah jamur bisa menolong penderita kanker stadium lanjut dalam menuju akhir kehidupan mereka.

Lebih dari 60 persen orang yang menjadi relawan dalam penelitian itu diberi kapsul yang mengandung psilocybin yang berasal dari jamur, dan hasilnya mengatakan mereka mengalami pengalaman mistis.

"Banyak diantara relawan melaporkan pengalaman pribadi diluar hal yang umum," kata Roland Griffithsp seorang profesor ahli psychiatry dan ilmu tingkah laku Universitas John Hopkins di Baltimore yang memimpin penelitian, seperti yang dilansir Reuters, Minggu (15/07).

Kelompok lainnya mengatakan mereka mengalami perasaan sama dengan pengalaman spiritual luar biasa yang pernah mereka alami antara lain perasaan yang mereka alami pada saat melahirkan anak pertama atau perasaaan saat mereka menghadapi kematian orang tua. Dan efek tersebut masih terasa untuk beberapa waktu lamanya.

Dua bulan setelah menerima obat tersebut mereka mengatakan memiliki perasaan yang jauh lebih membaik terutama dalam menerima kenyataan kehidupan, mempunyai harapan lebih besar memandang kehidupan demikian laporan yang dimuat dalam jurnal Psychopharmacology.

Griffith mengatakan obat tersebut dapat digunakan untuk menangani para pengguna narkoba demikian pula bagi pasien yang mengalami depresi.

Griffiths dan rekan melakukan tes pada 36 relawan yang memiliki latar belakang pendidikan, kesehatan, dan kehidupan spiritual yang aktif, dengan artian bahwa orang yang memiliki latar belakang spiritual kuat maka efek negatif yang mungkin ditimbulkan oleh obat tersebut makin berkurang.

Griffith mengatakan tak mau dituduh melakukan hal yang sama seperti yang pernah dilakukan Timothy Leary, seorang ahli psychologi yang dikenal dengan percobaan pemberian LSD sebagai terapi pengobatan alternatif.

Kami melakukan penelitian secara sistematik terhadap pemberian pengobatan menggunakan psilocybin dengan melakukan pengamatan seksama cara dimana Dr.Leary tak lakukan atau lupakan di awal penelitian di awal 1960an," kata Griffiths.

"Bahkan dalam penelitian ini dimana kami melakukan pemantauan dan pelaksanaan yang amat terpantau untuk meminimalisasi dampak yang tak diinginkan yaitu efek rasa takut yang amat besar, bahkan sebagian juga mengalami paranoia," katanya.

"Apabila tidak keadaannya tidak dipantau secara ketat maka tak sulit dibayangkan emosi orang tersebut akan berkembang menjadi panik dan menjurus kerah yang berbahaya."

Psilocybin adalah zat non-toksik dan tidak menyebabkan kondisi addiktif dan bertindak sebagai zat kimia yang membawa pesan kepada yang disebut serotonin atau sel otak yang amat berkaitan dengan perasaan.

Berasal dari sejumlah spesies jamur yang digunakan suku asli benua Amerika. Di dalam Undang-undang Amerika zat tersebut disebut sebagai zat halusinogenik (memberikan efek halusinasi) dengan standar dibawah heroin.

Namun penggunaanya dalam eksperimen kedokteran telah disetujui oleh Badan Obat dan makanan AS, FDA, dan satu tim peneliti dibawah pimpinan Dr.Charles Grob di Pusat Pelayanan Kesehatan Hyarbor-UCLA di Torrance, California terhadap sejumlah pasien kanker stadium lanjut.

Grob mengatakan dalam wawancara melalui telepon tim nya telah melakukan sejumlah tes terhadap psilocybin terhadap tujuh pasien kanker stadium akhir untuk melihat apakah dapat mengurangi rasa sakit, menenangkan dan memberikan efek perasaan lebih baik, lebih sehat.

Dr.Solomon Snyder, seorang ilmuwan ahli syaraf di John Hopkins yang mengatakan ia telah melakukan percobaan dengan menggunakan LSD dan mengatakan percobaan tersebut telah membawa ke salah satu pemecahan yang mengarah ke hal-hal yang bersifat sangat religi dan secara fisik memberikan kenainkkan dalam tingkat kesadaran pada otak.

Namun Griffith mengatakan penelitian tersebut murni ilmu. "Kami tidak memasuki fase memnpertanyakan apakah Tuhan ada atau tidak bagi seseorang karena penbelitian ini tidak akan berjalan ke arah bidang itu.

Source: www.kapanlagi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar